BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetehuan dan teknologi, semakin
banyak juga bermunculan penemuan-penemuan yang dapat membantu pekerjaan
manusia. Salah satunya yaitu dengan ditemukannya gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik ini dapat membantu berbagai macam pekerjaan manusia.
Seperti dalam bidang kesehatan untuk melakukan pemeriksaan rontgen yang
menggunakan sinar X. Dan masih banyak lagi pekerjaan dalam berbagai bidang yang
dapat menggunakan gelombang elektromagnetik ini.
Namun, gelombang elektromagnetik ini juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan
masyarakat. Gelombang dalam intensitas yang banyak dapat mengganggu sel-sel
dalam tubuh manusia sehingga mengakibatkan disfungsi sel. Salah satunya akibat
radiasi gelombang elektromagnetik ini adalah kanker serviks, kanker otak dan
masih banyak lagi penyakit yang diakibatkan oleh radiasi gelombang
elektromagnetik ini.
Oleh karena itu penulis ingin memaparkan bagaimana pengaruh radiasi
gelombang elektromagnetik terhadap kesehatan reproduksi sehingga diharapkan
tidak semakin banyak masyarakat yang mengalami kerugian karena kurangnya
pengetahuan akan pengaruh gelombang elektromagnetik tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pengertian pengaruh Radiasi Gelombang Elektromagnetik?
2. Bagaimana
pengaruh Gelombang Elektromagnetik terhadap Kesehatan Reproduksi?
3. Bagaiamana
hasil penelitian mengenai dampak Gelombang Elektromagnetik terhadap Kesehatan
Reproduksi ?
1.3. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui pengertian radiasi elektromagnetik.
2.
Mengetahui pengaruh Gelombang Elektromagnetik terhadap
kesehatan reproduksi.
3.
Mengetahui hasil penelitian mengenai dampak Gelombang
Elektromagnetik terhadap Kesehatan Reproduksi.
1.4. Manfaat Penulisan
1. Bagi
pembaca, penelitian ini dapat memberitahu pengaruh radiasi elektromagnetik bagi
kesehatan reproduksi.
2. Bagi
pengembang teknologi, penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk menciptakan peralatan
yang tidak memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia.
3. Bagi
tenaga penyuluh, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan penyuluhan
kepada para masyarakat.
4. Bagi
peneliti, penelitian ini dapat dijadikan kajian awal untuk melakukan penelitian
lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Radiasi Elektromagnetik
Radiasi
yang berasal dari alam dan bukan dari hasil aktivitas manusia disebut radiasi
alam. Berdasarkan sumbernya, radiasi alam dikelompokkan ke dalam dua jenis,
yaitu radiasi kosmik dan radiasi yang berasal dari bahan radioaktif yang berada
dalam kerak bumi. Radiasi kosmik terdiri dari radiasi kosmik primer yang
berasal dari luar angkasa dan masuk ke atmosfir bumi, dan radiasi kosmik
sekunder yang terjadi akibat interaksi antara radiasi kosmik primer dengan
unsur-unsur di angkasa.
Radiasi
alam adalah radiasi yang ada di alam berupa radiasi kosmik dan radiasi yang
berasal dari bahan radioaktif yang ada dalam kerak bumi
(radionuklidaterestrial). Radiasi yang terpancar dari inti atom akibat
interaksi antara radiasi kosmik dengan inti atom yang ada di atmosfir bumi
(radionuklida kosmogenik) adalah radiasi yang paling umum
Radiasi
dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah
suatu cara perambatan energi dari sumber energi ke lingkungannya tanpa
membutuhkan medium, misalnya perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan gelombang radio. Dikenal dua jenis radiasi,
yaitu radiasi pengion (ionizing radiation) dan radiasi nonpengion (non-ionizing radiation).
Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat menyebabkan proses
terlepasnya elektron dari atom sehingga terbentuk pasangan ion. Radiasi pengion
perlu diwaspadai, terutama mengenai sumber, jenis, sifat, akibat, dan bagaimana
cara menghindarinya.Sedangkan radiasi
nonpengion didefinisikan sebagai penyebaran atau emisi energi yang bila
melalui media dan terjadi proses penyerapan, berkas energi radiasi tersebut
tidak akan mampu menginduksi terjadinya proses ionisasi dalam media yang
bersangkutan. Istilah radiasi nonpengion mengacu kepada radiasi elektromagnetik
yang meliputi sinar ultra violet, cahaya tampak, infra merah, gelombang mikro
(microwave) dan radiofrekuesi elektromagnetik. Radiasi nonpengion inilah yang
menjadi kekhawatiran masyarakat sejak akhir tahun 1960-an.
Radiasi elektromagnetik sinar putih dalam sebuah prisma (optik) yang terurai menjadi beberapa warna cahaya yang terpisah. Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang terisolasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi
elektromagnetik.
Medan elektromagnetik listrik merupakan gelombang yang dihasilkan oleh adanya sumber arus dan tegangan. Gelombang
elektromagnetik yang dihasilkan oleh sumber
listrik dibedakan atas medan listrik dan medan magnet. Medan listrik diberi besaran volt per meter atau
kilovolt per meter, yang bersumber
dari adanya tegangan listrik; sedangkan medan magnet diberi besaran Tesla yang berasal dari sumber arus yang
mengalir.
Medan listrik adalah suatu medan atau ruangan yang dapat menimbulkan gaya pada partikel di dalam medan tersebut.
Medan listrik dapat timbul karena adanya partikel yang bermuatan listrik,
sehingga medan listrik mempunyai arah sesuai dengan jenis muatan listrik
penyebabnya, positif atau negatif. Medan listrik dari sumber tegangan
bolak-balik akan mempunyai arah bolak-balik
juga. Suatu kawat penghantar yang bertegangan dan dialiri oleh arus
listrik, akan dilingkupi medan elektromagnetik dengan garis-garis medan.
Pada ponsel terdapat transmitter yang
mengubah suara menjadi gelombang sinusoidal kontinu yang kemudian dipancarkan
keluar melalui antena dan berfluktuasi melalui udara. Gelombang radio inilah
yang menimbulkan radiasi elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dapat
bersifat seperti gelombang atau partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh
kecepatan (kecepatan cahaya), panjang gelombang, dan frekuensi. Sewaktu listrik
dialirkan melalui jaringan transmisi, distribusi, atau digunakan dalam berbagai
peralatan elektronik, saat itu juga muncul medan elektromagnetik di sekitar
saluran dan peralatan. Medan ini kemudian menyebar ke lingkungan dan berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan kepada menusia, meskipun tidak setiap radiasi
elektromagnetik akan menimbulkan ganguan kesehatan.
2.2 Dampak Gelombang Elektromagnetik bagi
Kesehatan Reproduksi
Medan Elektromagnetik dihasilkan oleh barang-barang
yang biasa ditemui dan tumbuh sangat cepat dalam lingkungan yang berpengaruh
dalam kehidupan sehari-hari. Pengaruh terhadap kesehatan dan lingkungan oleh
Medan Elektromagnetik baik statis maupun yang berubah-rubah dengan waktu. Medan
yang berubah-rubah mulai dari frekwensi nol ( listrik searah ) sampai 300 Giga
Hz. mendekati batas teratas gelombang radio.
Gelombang Elektromagnetik ada disekitar kita,
kemanapun kita pergi, tinggal dan tidur, tidak dapat kita hindari. Gelombang
Elektromagnetik itu termasuk yang dipancarkan oleh Telepon seluler, oven
microwave, hair dryer, shaver, pemotong rumput dan oleh saluran listrik
tegangan tinggi.
Kanker Payudara adalah gangguan kesehatan reproduksi
dan merupakan penyakit yang sangat ditakuti oleh perempuan. Penyakit ini tidak
dapat disembuhkan dan angka kematiannya cukup tinggi. Penyebab pasti penyakit
ini belum diketahui, meskipun banyak dugaan-dugaan yang disimpulkan oleh para
peneliti.
Ternyata lingkungan berhubungan berat dengan kanker
payudara, dalam hal ini sebagai pemicu timbulnya kanker tersebut. Paparan
bahan-bahan radioaktif, sinar-X serta bahan lain yang termasuk radiasi pegion,
beresiko menimbulkan kanker payudara. “Bukan hanya radiasi pegion saja, bahkan
radiasi seperti radiasi nonpegion seperti radiasi elektromagnetik yang berasal
dari berbagai peralatan elektronik, dalam taraf tertentu berisiko menimbulkan
kanker payudara”, Harmaya (2009) dan Mahendra (2008).
Keterkaitan radiasi elektromagnetik dengan kanker
payudara tidak serta merta terjadi begitu saja, melainkan melalui mekanisme
hormonal, khususnya hormon melatonin. Hormon melatonin bersifat menghambat
tumorogenesis. Artinya hormon melatonin yang turun, salah satunya adalah akibat
radiasi.
“Hormon melatonin adalah hormon yang sebagian besar
dibuat oleh kelenjar pineal, sebuah kelenjar sebesar kacang tanah yag terletak
di antara kedua sisi otak”, Anies (2009:83).
Melatonin berfungsi mengatur hormon-hormon lainnya
serta memelihara irama sirkadian. Irama sirkadian adalah suatu sistem
pemeliharaan waktu 24 jam yang berperan penting dalam menentukan kapan kita
tidur dan kapan kita bangun. Kadar melatonin dalam tubuh dapat mempengaruhi
sistem kekebalan tubuh, memengaruhi kinerja organ-organ reproduksi, juga
kesehatan psikologis serta proses penuaan tubuh.
Kelenjar pineal dalam memproduksi melatonin, sangat sensitif terhadap cahaya matahari dan suhu lingkungan. Ketika kegelapan datang dalam bentuk malam hari, reseptor melatonin diaktifkan dan kemudian menyebabkan efek-efek kimiawi dan biologis dalam bentuk rasa kantuk serta penurunan suhu tubuh. Aktivitas organ-organ akan berkurang dan bersiap-siap istirahat.
Kelenjar pineal dalam memproduksi melatonin, sangat sensitif terhadap cahaya matahari dan suhu lingkungan. Ketika kegelapan datang dalam bentuk malam hari, reseptor melatonin diaktifkan dan kemudian menyebabkan efek-efek kimiawi dan biologis dalam bentuk rasa kantuk serta penurunan suhu tubuh. Aktivitas organ-organ akan berkurang dan bersiap-siap istirahat.
Produksi hormon melatonin bertambah pada malam hari,
terutama pada suasana hening dan gelap sehingga menyebabkan orang mudah tidur.
Namun, produksi hormon ini berkurang oleh adanya rangsangan dari luar, misalnya
cahaya serta medan elektromagnetik. Sebagaimana dikemukakan oleh Mahendra
(2008) bahwa, “Cahaya maupun medan elektromagnetik dapat menurunkan produksi
hormon melatonin dan berpotensi menimbulkan berbagai keluhan termasuk sakit
kepala, pening, dan keletihan”.
Penggunaan peralatan elektronik maupun komunikasi pada malam hari yang menimbulkan radiasi elektromagnetik, merupakan salah satu alasan gangguan sukar tidur pada malam hari. Banyak orang kesal karena sukar tidur pada malam hari, tetapi tidak menyadari bahwa sebelumnya telah berkomunikasi menggunakan ponsel dalam jangka waktu lama. Anies (2009:86) menemukan bahwa, ‘Timbulnya berbagai keluhan seperti sakit kepala banyak dijumpai pada para pemakai ponsel’. ‘Sensasi medan elektromagnetik dapat menimbulkan keluhan sakit kepala dan pening’. Itulah yang dikatakan oleh Harmaya (2009) maupun Mahendra (2008) .
Penggunaan peralatan elektronik maupun komunikasi pada malam hari yang menimbulkan radiasi elektromagnetik, merupakan salah satu alasan gangguan sukar tidur pada malam hari. Banyak orang kesal karena sukar tidur pada malam hari, tetapi tidak menyadari bahwa sebelumnya telah berkomunikasi menggunakan ponsel dalam jangka waktu lama. Anies (2009:86) menemukan bahwa, ‘Timbulnya berbagai keluhan seperti sakit kepala banyak dijumpai pada para pemakai ponsel’. ‘Sensasi medan elektromagnetik dapat menimbulkan keluhan sakit kepala dan pening’. Itulah yang dikatakan oleh Harmaya (2009) maupun Mahendra (2008) .
Tidak hanya kanker payudara saja yang dapat
ditimbulkan oleh gelombang elektromagnetik, tetapi penyakit lainnya seperti
kanker mulut rahim atau kanker serviks, kanker rahim dan gelombang
elektromagnetik juga bisa mempengaruhi produksi sperma.
Dampak lain gelombang elektromagnetik bagi kesehatan
manusia adalah:
1.
Memanaskan Otak dan Kulit.
2.
Risiko Terkena Kanker.
3.
Kerusakan Sistem Pertahanan Tubuh dan DNA
4.
Bayi Cacat
5.
Peningkatan Tekanan Darah
6.
Penyakit
Alzheimer’s, Multiple Sclerosis & Parkinson’s.
7.
Jantung dan Batu Ginjal
8.
Rasa Terbakar dan Kelelahan
9.
Racun Dari Tambalan Gigi
10. Sakit
Kepala, Pusing-Pusing, Kehilangan Konsentrasi
2.3 Hasil Penelitian Mengenai Dampak Gelombang
Elektromagnetik terhadap Kesehatan Reproduksi
Para ahli yang mengungkapkan bahwa gelombang
elektromagnetik dari arus listrik dengan frekuensi tegangan yang rendah yang
disebut ELF menimbulkan dampak yang negatif bagi kesehatan manusia, dapat
mempengaruhi fisiologi dan prilaku manusia, termasuk dapat berpengaruh kepada
perubahan tekanan darah, temperatur tubuh dan perubahan darah. Gangguan lain
adalah dapat menekan pengeluaran hormon dari kelenjar-kelenjar sekresi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
gelombang elektromagnetik terhadap daya reproduksi tikus putih (Rattus
norvegicus) strain Wistar betina dengan melihat jumlah janin yang dilahirkan
dan untuk mengetahui pengaruh gelombang elektromagnetik terhadap cacat janin
yang dihasilkan oleh tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar betina.
Jenis penelitiaan ini adalah eksperimen sesungguhnya
(true experiment) dengan mengunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri
dari 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah
trafo bertegangan 150/70 kV dengan jarak 0 m, 10 m1, 10 m2, 20 m1, 20 m2 dan
kontrol, populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus)
strain Wistar betina yang berumur kurang lebih 3 bulan sedangkan sampel yang
digunakan adalah 24 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar betina
dan tehnik pengambilan sampelnya adalah Random Sampling.
Dari hasil analisis yakni uji anava 1 faktor yang
dilanjutkan dengan uji BNT 1% menunjukkan bahwa ada pengaruh jarak gelombang
elektromagnetik terhadap penurunan jumlah anak tikus dan yang paling
berpenagruh adalah pada jarak 0 m dibawah trafo 150/70 kV Pada Gardu Induk
sengkaling
Ada beberapa hasil penelitian (taken from “ELECTRICAL
SENSITIVITY” oleh. Dr..Aneies.M.Kes.KK) mengenai dampak radiasi elektromagnetik
yaitu sebagai berikut:
1.
Penelitian di Finlandia, radiasi elektromagnetik
telepon seluler selama 1 jam mempengaruhi produksi protein pada sel. Meskipun
tidak harus membahayakan kesehatan, tetapi jika terjadi pada sel otak dapat
berakibat fatal.
2.
Laporan dari European Journal of Cancer Prevention
Augst 02 menyatakan pengugnaan HP lebih rentan bagi timbulnya kanker orak
daripada tdk pernah menggunakannya sama sekali.
3.
ICNIRP (International Comission on Non Ionizing
Radiation Protection) dan FCC (Federal Communication Commision) menyatakan
telepon seluler aman, meskipun wajib bagi produsen mencantumkan tingkat pajanan
radiasi SAR (Spesific Absorption Rate) pada buku manualnya
Meskipun emisi telepon seluler sangat kecil, apabia
berada di dekat kepala selama beberapa menit datat menaikkan suhu sel-sel otak
sekitar 0,1 derajat C. Beberapa menit paparan radiasi ponsel juga dapat
mengubah 5% sel kangker aktif menjadi 95% sel kangker aktif.
Ukroina Riset pada binatang menunjukkan pengguna
ponsel dapat menurunkan gairah sex secara drastic. Tikus yang terpapar radiasi
ponsel menghasilkan jauh lebih sedikit hormone testoteron dalam darah
dibandingkan tikus yang tak terpapar. Semakin tinggi tingkat radiasi semakin
sedikit testosterone yang dihasilkan, sehingga menurunkan gairah seksual.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
KESIMPULAN
Beberapa peralatan elektronik
yang menggunkan gelombang elektromagnetik dapat mengakibatkan radiasi. Radiasi
gelombang elektromagnetik ini memiliki dampak buruk bagi kesehatan masyarakat,
khususnya kesehatan reproduksi. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh radiasi
gelombang elektromagnetik dalam bidang kesehatan reproduksi adalah kanker
payudara, kanker mulut rahim atau kanker serviks, kanker rahim dan gelombang
elektromagnetik juga bisa mempengaruhi produksi sperma. Dan berbagai penelitian
juga menyebutkan bahwa sedikit banyak radiasi elektromagnetik berpengaruh
terhadap kesehatan masyarakat.
3.2
SARAN DAN
KOMENTAR
Dalam menyikapi permasalahan tersebut
alangkah lebih baik jika masyarakat lebih selektif lagi dalam memilih alat yang
mempermudah pekerjaan mereka. Karena tidak semua peralatan tersebut aman bagi
kesehatan, khususnya kesehatan reproduksi. Sehingga tujuan masyarakat untuk
mempermudah pekerjaan mereka dapat terwujud dan bukannya mendapatkan penyakit.
Selanjutnya masyarakat juga harus mengurangi penggunaan peralatan tersebut.
Apabila tidak terlalu penting jangan mengunakan alat-alat tersebut karena
nantinya akan memperburuk keadaan tubuh.
DAFTAR RUJUKAN
Anies. 2009. Cepat Tua Akibat Radiasi.
Jakarta:Elex Media Komputindo.
Harmaya. (2009). Apakah Radiasi Ponsel Berbahaya?
[Online]. Tersedia: http://healthzone,ca/health/article/459099.com.
[ 28 September 2009].
Mahendra,Oka. (2009). Radiasi Ponsel Bagi Kesehatan.
[Online]. Tersedia: http://tutorialgratis.net.
[28 September 2009].
0 komentar:
Posting Komentar